Parah Jomblo Mencari Jodoh [Part-8]
PARAH JOMBLO MENCARI JODOH
Original Story by
R.A.
#PINTA : 7th JOMBLO
VIET-NAM
Lagi duduk bersebelahan di angkot depan
pangkalan damri, Jatinangor.
“Neng, bukan dari Sunda ya ?” tanya bapak-bapak
kepada ku, aku hanya menggeleng.
“Kalau yang neng itu, dari Vietnam ya ?”
tanyanya lagi kepada seseorang yang sedang duduk disebelahku. Vietnammm ??
Hahaha, aku tertawa terbahak-bahak. Itulah awal yang kemudian membuat aku
memberi gelar kepadanya, si wanita vietnam, Pinta.
Berbeda dengan parah jomblo lainnya, Pinta
merupakan jomblo terakhir yang aku temui. Perbedaan kelompok kuliah serta jarangnya
interaksi di antara kami membuat kami lama untuk mengenal satu sama lain. But,
karena aksennya yang jelas memperllihatkan identitasnya sebagai orang Sumatera
Utara, semakin jelas jugalah rasa senasib-sepenanggunan kami. Pinta, lahir
tanggal 18 April 1994, kakak tertua dari parah jomblo-jomblo nestapa. Wajahnya yang
putih, serta mata yang sedikit sipit menggambarkan Pinta seperti putri salju (naoon
ieuu) wkwk. Aku akui, gelar kakak tertua tidak tersemat dengan sia-sia, di
dirinya selalu tergambar kebijaksanaan, kedewasaan, dan kemasa-bodo’an. Ya, ku
rasa dibanding semua parah jomblo, dia adalah orang yang paling enggak mau tahu
hal lain yang tidak berhubungan dengan hidupnya, dan dia juga bukanlah orang yang
suka mengeluh. She just doin’ anything she likes, termasuk mengambil double degree di kursus bahasa Mandarin
Bandung wkwk. Betenya, Pinta jarang mau makan bareng sama parah jomblo diluar karena ia lebih suka
memasak, belanja sayur ke pasar, persis seperti apa yang mamak-mamak pajak
lakukan haha. Tapi itu sesuatu yang aku kagumi darinya, karena dengan berhemat ia bisa
membeli apa yang ia inginkan tanpa harus meminta dari orang tua. Yaa, itulah
pinta. Si wanita vietnam yang lebih bela-belain ke tempat les mandarin daripada
kampus sendiri. Enaklah ko pin, sekarang jago bahasa mandarin, ntar kalau kita
Macau ko jadi tour guide yaa. Haha, dan yaa berakhir deh perkenalan singkat
namun mendalam dengan parah jomblo-jomblo bahagia, so now we are going start our
real story about ‘Parah Jomblo Mencari Jodoh’.
(Kak, kok gak nyambung sih perkenalannya,
perasaan dari tadi Cuma para jomblo doang, gak ada cerita tentang ‘jodoh’).
Dakupun tidak mengerti mengapa begitu, yasudahlah baca saja. Haha, so see you in the next Part. Eitss,
ketinggalan atu jomblo lagi deng yang tak lain dan tak bukan adalah ‘meh’. Hihi, ntar deh yaa kapan-kapan.
Komentar
Posting Komentar