Parah Jomblo Mencari Jodoh [Part-5]
"PARAH JOMBLO MENCARI JODOH"
original story
R.A
#DESI : 4th KETUA
GENG JOMBLO
Yeayy, we’re
finally met our leader. Waktu itu
sedang ospek fakultas, dan kami, maba-maba unyu telah terbagi ke dalam kelompok
berdasarkan jurusan. Dan saat itulah aku melihat tepat ke arahnya, dan berpikir
“Ih, dia pasti dari Medan. Aku yakin 100%, wajahnya totally indiaa, LAHH..
kagak nyambung gilakk haha.” Badannya tinggi, tidak langsing tidak juga gendut,
kulitnya kecokelatan, dengan hidung mancung namun tetap bermata orang sumatera.
Karena keyakinan 100% ku tentang identitasnya, aku pun memberanikan diri untuk
berkenalan dengan gadis indihe itu.
“Halo nama aku Afni, ko dari Medan juga ya ?”
“Eh halo, nama guaa .........” sejenak aku pun
terdiam, aksennya lekat banget dengan orang-orang gahol yang gua tonton di
sinetron-sinetron sctp. Mampuss, malas banget kenalan sama orang Jakarta ntar
aku pasti dicuekin. But, that’s totally
not true they’re all good dan aku merasa bersalah terlalu skeptis dengan
orang-orang Jakarta. Forgive me !!!
Dan yah, langsung saja aku perkenalkan, namanya
Desi lahir tanggal 17 Desember 1994. Dia termuda kedua dibanding tujuh orang
lainnya, tapi penampilannya OMG hahaha. Desi seorang gadis tomboy, she really loves futsal, senang dengan
kaos oblong dan celana jeans serta rambut yang kacak kadul. Tapi syukurlah,
setidaknya kacamata yang selalu ia gunakan memperbaiki citranya haha. Setelah
mengenal sekian lama, aku tahu kacamata yang ia gunakan bukan hanya sekedar
penjelas kalimat di whiteboard, tetapi
dia benar-benar pelajar yang berwawasan luas. Yah, menurut ku, selain Devi,
Desi punya otak yang paling encer diantara kita, walau kadang-kadang saat
berkumpul, pikirannya sering melayang jauh entah kemana haha. Desi dengan
latar-belakang pendidikan sosial juga sangat senang berdebat, dan yah dia
menemukan teman debatnya di lingkaran jomblo, siapa lagi kalau bukan ‘aku’
wkwkw. Kalau diingat-ingat, sudah sering kali kami berselisih hanya karena hal
sepele. Maafkan daku ya Ketua geng. Pernah suatu waktu saat kita saling beradu
pendapat,
“Ini bukan debat loh, tapi diskusi.” Ujarnya, terus
aku bilang,
“Siapa yg bilang debat ?”. Dan yaah perdebatan
itupun terus berlanjut, bukan debat tentang isu feminis atau blablabla yang
sebelumnya kita bicarakan, tetapi perdebatan tentang ‘ini debat’ atau
‘diskusi’. Haha. Tapi ya, itu kujadikan bumbu-bumbu dalam pertemanan. Meskipun
tomboy dan tidak pernah memikirkan penampilan, Desi adalah seseorang yang
sangat jujur dan bicara apa adanya. Dia dewasa dan pengertian, sama seperti
Patimah dia paling males menggosip tentang orang lain. Dia suka ramen dan
segala hal berbau jepang, dan aku berharap semoga kamu sampai Jepang ya, terus
jangan lupa belikan aku gantungan kunci naruto yang lebih mahal dari sekedar Rp
25.000,- haha. Satu hal yang paling aku ingat tentang Desi, bahwa selama empat
tahun lamanya kami berteman, hanya dua kali kami sempat menginjakkan kaki di
lantai kosannya Hahaha. She said that she
has her own world, thats why she never let us come to her room. Dan karena itu juga, kami selalu mencoba
menghargai dan menghormati dunianya, entah apa lah itu ahaha. Begitula sedikit
cerita tentang ketua geng kami, oh iya alasan kenapa Desi menjadi ketua geng
kami, karena ... (mikir keras).
“Ahh, entah lah. Mungkin karena yang paling absurd yang paling cocok jadi pemimpin
dari orang-orang absurd.” Haha peace
and gaul. Stay tune yaa, masih ada tiga cucunguk lagi eh empat deng sama aku. So, see you in the next part !!!
Sayonaraaa.
Komentar
Posting Komentar