Hijrah
Hijrah
by : R. A.
Hijrah adalah hal yang mudah, yang berat adalah mempertahankannya. Bukan
hanya tampilan yang menjadi berbeda, tapi kesempatan untuk menanamkan sebuah
karakter tentang diri, juga menjadi tantangan. Tapi, tak semua orang sampai
pada titik itu. Banyak juga yang berhenti optimis pada sebuah ambiguitas
tentang keberadaan yang benar dan yang salah. Hingga pada akhirnya, banyak yang
berkata “Tuhan ada, tapi tidak dengan Rasul dalam Kitab, tafsir dalam ayat.”
Manusia berdiri dibawahNya, bebas. Bagiku, tetap keliru.
Aku belum mengenal Tuhan, sebab aku belum mengenal diriku sendiri. Pagi
masih sebuah rutinitas, bukan pijakan untuk meraih impi. Bangun, mandi, pakai
seragam, memikirkan apa yang akan kuberikan pada perut, bukan tentang layak
atau tak layak. Tapi aku, hanya sekadar menjalaninya. Karena memilih untuk mati
sebelum waktunya, memberi sinyal kepencundangan atas orang-orang yang yang
lebih layak untuk meminta selesai dari bumi. Living-dead, zombie benar adanya.
Aku, salah satu dari sekian bukti.
Malam adalah mimpi yang kutuju sejak bangun di pagi hari. Dan tidur,
penyelesaian sementara dari kegelisahan batin yang mengoyak dinding gemuruh di
hati. Hampa, kehilangan ternyata sebegininya, menciptakan lubang menetap di
hati.
Komentar
Posting Komentar