Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Jakarta

Gambar
Gang Buntu Cassablanca        Kenangan membawaku kembali pada sebuah anak sungai, sub-tulisan. Tentang sepetak jalan yang menjadi saksi dari senyapnya kerinduan. Mengusik langit yang kadang mendung kadang gelap. Di perempatan jalan, ambil lurus tanpa melirik ke kiri dan ke kanan. Pernah singgah dikios yang menjadi gardu penyambut jalan, bertukar sabun mandi atau susu kaleng dengan lembaran kertas yang diberi nilai. Semakin banyak angka kosong semakin banyak barang yang bisa ditukar.                   Dipertengahan pernah jua mengusik penjual nasi goreng dengan seceplok telur setengah matang. Pemenuh perut yang kadang tak punya pilihan. Jika si penjual nasi goreng enggan, maka aku perlu berputar balik dan ambil jalan kiri. Sebuah warung tegal yang menyajikan simbol lumayan. Lumayan banyak, lumayan enak, dan yang paling utama di kehidupan perkotaan, yaitu... lumayan mur...

Teriak pada Langit

Gambar
Teriak Pada Langit    4 Agustus 2018 Beberapa waktu lalu, ku bermain di beberapa arena permainan, Histeria, Ontang-Anting, Niagara, Rajawali, dan apa-apa yang membebaskanku untuk berteriak sekuat-kuatnya. Awalnya jeritanku hanya terdengar sebab takut, lalu setelahnya takutku lenyap, tergantikan oleh bulir air mata. Seakan memaki pada langit, aku menjerit marah , "Kenapa... Engkau ambil dia... Aku merindukannya, kenapa harus aku yang kehilangannya, kenapa bukan orang lain." Seakan ku diberikan kesempatan untuk berbuat dosa, teriakku jadi satu dengan kepedihan hati orang-orang yang kehilangan. Saat orang lain sibuk menikmati degupan jantung rasa terbanting dari bawah ke atas, dari atas kebawah, aku malah mencabik luka, semakin dekat ku dengan langit, semakin sakit hatiku, semakin ku ingin berbuat hina, berteriak menantang Tuhan Yang Maha Punya. Kembali, seakan-akan aku punya waktu berbincang denganNya, "Ya Rabb, aku masih membutuhkannya, aku masih...

Penat

Gambar
PENAT by: R.A. Aku memberontak pada dinding takdir yang menyeruak Menekanku semakin sesak Sempit dada dan hati Tak cukup kuat ku dorong jauh tak cukup tangguh ku menolak Takdir menenggelamkanku secara perlahan Tuhan... tolong aku Kemana ku harus berlari dari penatnya hidup ini