Susahnya Urusan Berkas Sipil di Kabupaten Batubara [II]

Lanjutan ... 

Petugas mengatakan bahwa KK akan selesai setelah tiga minggu, dan ya setelahnya saya dan Ayah bergegas pulang. Catatan kertas dari pegawai tersebut kusimpan di dalam dompet dan sekitar empat minggu setelahnya, saya dan Ayah kembali berjuang melewati jalanan terjal itu menuju kantor pencatatan sipil kabupaten. Saya berpikir untuk memotrer jalanan yang amat buruk ini dan memviralkannya di media sosial, tapi yaa, saya terlalu malas mengabadikannya karena perut saya sudah sakit dihantam lubang-lubang jalanan (ambigu ya wkwk maaf). Jadi, lain waktu saja saya tampilkan, semoga saja saat saya mengurus berkas kesana lagi (gak pingin lagi sebenarnya) jalanan sudah diperbaiki sama kandidat-kandidat yang cinta rakyat. Amiin ya Allohumma amiin :)

Back to the laptop, saya pun tiba di kantor nan elok sekitar jam 9.00 pagi. Seperti biasa kita harus melapor terlebih dahulu ke petugas keamanan, tapi saat saya masuk melewati pintu, NIHIL. Saya pun langsung ke loket tempat mengurus KK, tapi yang saya temukan juga, NIHIL. Si Nihil begitu popular tampaknya di kantor ini. 

"Kak, saya mau ambil KK." [CUMA MAU AMBIL SAJA-ekspektasi ga sampe lima menit]
"Petugasnya belum ada." [ketus]
"Sabar, sabar..." ucap saya dalam hati. "Oh OK!" seru saya.

Terus menerus saya lirik jam, hingga jarum menunjukkan angka 10. Satu jam saya habiskan untuk mengaji dari HP, kalau tidak waktu akan terbuang percuma. Yang saya kesalkan bukan menunggu satu jam itu sebenarnya. Tapi yang saya kesalkan adalah para pegawai yang berada di dalam loket yang sedang ketawa-ketiwi sambil memandang hape, dan memasukkan sendok berisi nasi dan lontong kemulutnya yang ketus. Sedangkan orang-orang sudah ramai menunggu perekaman KTP, juga mengambil KK (hanya mengambil KK), yang mungkin sedang kelaparan tidak sempat menyantap sarapan agar tidak terlalu terlambat mengurus berkas di kantor nan elok ini. Entah saya yang merasa mulia karena pernah mengecap pendidikan di Jawa Barat dengan sistem pelayanan cenderung maju dan cepat, atau mereka yang bekerja dengan nyaman menggunakan pemikiran yang dangkal, apatis, kuno dan lamban, entahlah. Sepertinya satu jam saya habiskan selang-seling antara mengaji dan melototi loket alias pegawai-pegawai tersebut.

Saya tidak habis pikir. Mereka tampak seperti pegawai yang sedang tidak punya pekerjaan, sedangkan jumlah mereka cukup banyak. Tapi... hanya untuk mengambil KK saja membutuhkan waktu satu jam, tidak! saya melihat ke arah jam tangan dan menunjukkan pukul set 11. Saya yang pribadi tempramental pun maju ke loket, tidak mampu menahan amarah.

"Kak, sudah ada KKnya ?" masih dengan nada suara baik.
"Nanti dipanggil, tunggu aja." MASIH KETUS
"Ini saya sudah menunggu hampir dua jam, kalau memang perlu biar saya bantu kesana untuk mencari KK saya. Ini buang-buang waktu saya." nada marah.
"Lagi dicari Kak." disahut sama orang belakang. Pegawai yang saya hadapi buang muka. ASTAGHFIRULLAH, ada orang begini. heran.
"Jangan tunggu banyak dong buk, baru diambil." ucapku sambil melenggang kesal. 

Apa kalian pikir setelah menunggu hingga jam set 12, akan ada KK ditangan ? Salah. Yang ada hanyalah NIHIL, ia memang populer.

"Kak KKnya belum jadi." Pegawai laki-laki yang meladeniku, sepertinya pegawai perempuan itu merasa ciut. 
Apa kalian tahu bagaimana perasaan saat kalian sudah menunggu dari jam 9 sampai jam dua belas, membuang-buang waktu yang seharusnya bisa saya gunakan untuk menghias kotak hantaran atau belajar cara membuat pita untuk bisnis. Jika tiga jam adalah uang maka... Kalau kata Ibu saya, "udah, bom aja kantorny." Tapi yaa mau bagaimana lagi, Astaghfirullahaladziim, banyak istighfar. 

Setelah mendengar bahwa KKnya belum jadi, hemm... Jangan bayangkan apa yang terjadi setelahnya, jangan bayangkan apa yang saya ucapkan kepada mereka, biar ... saya saja yang tahu. Dan yaa, setelah luapan kemarahan saya, mereka janji KK saya akan selesai minggu depan.

MINGGU DEPAN

Saya datang, berharap bahwa KK saya sudah langsung ambil. Apa menurut kalian begitu ? Jangan harap. Peristiwa diminggu sebelumnya berulang lagi. Tapi ini sedikit berbeda karena pada akhirnya, Ayah saya lah yang turun tanggan. Saya datang pukul setengah 9 (dengan kondisi pegawai belum pada datang), dan KK ada ditangan saya pul setengah 11. Apa kalian mau tahu caranya ? Jangan ! Biar saya, Ayah saya, dan Alloh yang tahu. Tapi ya kalianpun pasti tahu, iya kan ? Kata orang "itu" adalah rahasia umum. 

Namun kenyataan pahit tak cukup sampai disini, karena ternyata setelah KK yang baru diterima, ternyata tidak ada yang berubah secara signifikan. Nama saya masih kurang satu hurup, status saya masih tamat SD/sederajat. Dan yang berubah hanyalah alamat rumah, dan itupun SALAH. 

Masih mau mencoba memahami perkara sulit ini ? Jangan ! Karena saya sendiri juga tak paham letak salahnya dimana, apakah di saya atau ... (isi sendiri). Dan mungkin ini alasan mengapa nama saya tak tertera di daftar lulus CPNS. Tapi ya harus tetap disyukuri, Alloh tahu yang terbaik, iya kan. Saya selalu berdoa semoga saya dan mereka semua sama-sama cepat bertaubat. Amiin ya Rabbal'alamin.

- SEKIAN -  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu

Doaku atau doa Ibuku ?

Atok