Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Alloh sedang Menunggu (PART II)

      Daan, marahku berakhir sia-sia. Salah seorang staf memberikan saran kepadaku untuk menghubungi orang yang sedari tadi aku tunggu. Aku hanya menjawab sebagaimana apa yang kudapatkan, apalagi kalau bukan mailbox. Staf jurusan yang murah senyum itu memandang sedih padaku, namun Alloh tetap saja menemaniku bukan ? Staf itu pun berkata, "Yaudah, sini biar saya bantu telfon." Senyumnya mengembang dan hatiku begitu gembira. Staf baik hati itupun menelfon orang yang kutunggu melalui sambungan telfon kantor. Aku menunggu dari balik ruangan, berharap kabar baik kan menyambut penantian yang terus ku pertahankan. Tuutt.... Tuuuttt.... "Halo ?" Assah, orang yang ku tunggu menjawab telfonnya, namun aku kembali menelan pil pahit. Orang yang kutunggu nyatanya sedang berada dalam perjalanan menuju tempat yang berjarak puluhan kilometer dari tempatku kini berada. Staf baik itu pun hanya tersenyum kearahkan sambil mengisyaratkan untuk aku segera pulang. Dan, haaahhh kembali ku ...

Alloh sedang Menunggu (PART I)

Allah sedang Menunggu by: R.A.           Aku duduk sendiri menunggu dikursi jurusan sambil pandangan tidak pernah lari dari koridor HI. Aku duduk sendiri menatap jam yang terus berganti tanpa ada gerak yang bermanfaat dari tubuh ini. Tik... Tok.. Tik... Tok... yang kunanti tak kunjung datang. Meski katanya kemarin, hari ini, dan mungkin ia kembali tak datang untuk menepati janji. Ahh, "aku diminta untuk banyak bersabar" gumamku dalam diam. Teringat saat hari kemarin, aku menyesal karena merasa jadwal kedatangannya akan sama seperti biasa, "Senin ba'da ashar" aku akan melangkah keluar kosan dan menanti disudut ruangan. Namun saat aku tiba, kutanyakan pada para staf yang begitu berbaik hati meladeni setiap pertanyaan yang sama dari banyaknya mahasiswa, jawabannya membuat hati kembali jatuh ke dasar harapan, "beliau sudah pulang". Seruku kesal dalam hati "aku kurang cepat, aku harusnya menunggu sedari pagi." Dan hari ini aku realisasikan ...

Berwujud Rindu

Gambar
BERWUJUD RINDU by R.A. Sebagai manusia duniawi Tidak ada yang lebih menyakitkan  ... daripada rasa kehilangan Sebab ada kasih dan sayang Sebab ada cinta dan harapan Sebab semuanya Tertinggal jauh di lubuk hati yang terdalam Tak ia bawa pergi ketika menjauh dari dunia saat malam Sebagai manusia duniawi Tidak ada yang lebih mengiris hati Daripada raga yang tak berada didekatnya Sebab ia sedang merengkuh Sebab ia sedang meronta tuk berlabuh Sedang aku ? Aku jauh berwujud rindu Bergumam sejurus mantra bersumber kalbu Mengharap jampi kan merasuk dan merayu Untuk jangan dulu ia meninggalkanku Sedang aku ? Aku jauh berwujud rindu Sendiri menggenggam pilu Sambil menanti Kabar yang tak ingin aku tunggu [Untuk Alm. Opung ku tersayang yang tak sempat aku cium kening dan telapak tangannya. Yang tak sempat aku ucapkan langsung untaian Al-fatihah disampingnya. Yang tak sempat aku ucapkan terima kasih untuk seluruh senyum...

Wisuda (teman) Ku

Gambar
         CONGRADUATIOONN !!!! Here I upload some made of mine for my friends's graduation (another kind of promotion) hehe. I'd loved to draw, sketch, and everything else about art. I wish I could develop my skill and help me to find happiness in dunya while prepare my self for the afterlife (akhirat). Aahh empat tahun lebih sudah, tidak... hampir lima tahun ternyata aakk. Aku masih berkutat dengan segala perkara ini, apalagi kalau bukan skripsi. Saat ini saja, aku masih belum juga selesai berperang dengan raga dan batin yang sulit sekali untuk berani menerjang. Masih duduk berdiam diri menunggu Bapak Dosen hadir tanpa terlebih dahulu aku hubungi. Ku bilang hari ini, nyatanya besok, lusa, minggu depan belum juga berjumpa. Lambat !!! Aku terlalu terlambat ... Rasaku, perjuangan skripsi yang kulalui agak berbeda dengan teman-teman yang bergelut dengan wujud ada dan tiadanya dosen pembimbing. Para ambisius tentu merasakan geramnya ketika ...

Renungan

Gambar
RENUNGAN by: R.A. Ada yang memandang pada gelapnya malam sambil benak diseruput oleh kegelisahan rembulan Oh... tampak ingin menghilang diantara kerumunan diperantara kamu dan rindu Ada banyak insan yang melamun tampak menghitung hati yang sedang ditenun Oh... perlahan-lahan mengayun dijejaki kamu dan sendu Aku malu pada debu yang menetap tak berlalu mengemis pada kakanda yang tabu terus menerus ku meragu Aku ingin lantang !!! sekarang dan waktu yag akan datang tapi sungguh sulit bagiku membangkang dari sejarah yang mengekang aku terbuang