Review Buku "The Midnight Library" by Matt Haig

 

Review : THE MIDNIGHT LIBRARY by MATT HAIG
The No.1 Sunday Times Bestseller 2020

Kenapa ya, buku bagiku bisa bikin secandu itu. Sejujurnya masih banyak banget buku yang udah aku beli tapi belum dibaca, tapi begitu lihat update list buku-buku terbaik yang belum aku punya, gatel banget pingin beli. Padahal sudah dibudgetin sesuai cashflow untuk belanja buku setiap bulannya, tapi selaluu aja overlimit haha. Gapapa lah ya, untuk buku juga (mencoba mencari pembenaran).

So, today I want to share “the top bestseller book 2020” according to Sunday Times. Dan aku searching juga dari beberapa online bookstores, “The Midnight Library” karya Matt Haig ini memang berada pada Top 5 buku paling laris ditahun lalu. Nah kebetulan ada seorang teman juga yang kemarin minta saya untuk share what the book is telling about, so I think I’d better to share it here.

Sejujurnya aku belum pernah dengar sih siapa itu “Matt Haig”, jadi untuk menambah khasanah ilmu dalam literatur aku searched singkat deh siapa sih “Matt Haig”. Jadi Matt Haig itu seorang novelist dan journalist dari Inggris yang berusia 46 tahun. Dan ternyata dia udah ngeluarin banyak buku, yang mana tujuh diantaranya merupakan bestseller antara lain:

1.     - The Midnight Library

2.      - Reasons to Stay Alive

3.      - Notes on a Nervous Planet

4.      - How to Stop Time

5.      - The Humans

6.      - The Radleys

7.      - The Last Family in England

But from all of that, I only have one, nanti kalau uda kebeli yg bestseller lainnya aku coba review juga ya wkwk. Nanti tapi ya belinya, tunggu gajian dulu haha.

Back to the point, jadi kalau ngelihat judul buku yang lagi kita bahas ini, yang kalau diartikan itu “Sebuah Perpustakaan Tengah Malam”, sebenarnya kita nggak akan bisa nebak sih buku ini tentang apa. Tapi, kalau teman-teman udah pernah dengar siapa itu Matt Haig atau uda membaca novelnya, pasti punya gambaran sih kalau buku Matt Haig itu hampir keseluruhannya bercerita tentang “self-healing”.

Buku ini bercerita tentang seorang perempuan berusia 35 tahun bernama Nora Seed yang merasa “emptiness” dalam hati dan hidupnya yang membuat ia memutuskan untuk suicide di rumahnya (yang ini jangan dicontoh ya please). Dari mulai big loss karena ayahnya dan ibunya yang sudah wafat, hubungan yang kurang baik dengan abang satu”nya juga sahabat baiknya yang berada di negara lain, serta gagalnya hubungan Nora dengan kekasihnya yang sudah lama dibina, dipecat dari pekerjaannya sebagai guru les piano, dan kematian kucing peliharaannya yang membuat Nora merasa bersalah dan meyakini bahwa ia tidak memiliki apapun yang menyenangkan lagi didunia ini untuk dijalani.

Hingga pada akhirnya ia memutuskan untuk “suicide” di pertengahan malam (00.00 WIB). That’s why the book was titled by ‘midnight’. I see…

Dia pun membuka matanya dan tiba-tiba ia sudah berada disebuah perpustakaan dengan banyak buku yang terletak di rak, namun anehnya buku-buku tersebut berwarna seperti tingkatan tone (dari warna yang paling muda hingga yang paling pekat). Ternyata di perpustakaan itu, ia bertemu dengan Mrs. Elm yang dulunya adalah penjaga perpustakaan di sekolah ketika Nora masih menginjak kursi SMA. Mrs. Elm terlihat sangat menenangkan namun misterius.

Dan diperpustakaan itulah semua kisah buku ini dimulai…

Nora merasa kebingungan mengapa ia tiba-tiba berada di perpustakaan, karena hal terakhir yang ia ingat adalah ia mencoba mengakhiri hidupnya. Kemudian Mrs. Elm menjelaskan bahwa perpustakaan ini bukan perpustakaan biasa. Setiap yang datang keperpustakaan ini adalah mereka yang sedang berada diantara hidup dan mati. Nora kemudian merasa kesal karena dia sadar bahwa keberadaannya diperpustakaan menandakan ia belum sepenuhnya meninggalkan dunia. Ia pun bertanya kepada Mrs. Elm bagaimana caranya untuk benar-benar mati dan meninggalkan perpustakaan itu. Namun itu semua diluar kehendak Mrs. Elm.

Mrs. Elm mengatakan bahwa Nora tidak harus mati, bahwa Nora masih bisa hidup dan merubah pilihan akhirnya. Namun Nora tetap menolak bujukan Mrs. Elm, sampai akhirnya Mrs. Elm bilang bahwa diperpustakaan itu, buku-buku yg ada didalam rak adalah buku yang berisi tentang “kehidupan” Nora yang lain. Nora mulai penasaran, kemudian Mrs. Elm mengatakan bahwa sebelum Nora benar-benar memutuskan untuk meninggalkan dunia, melalui buku-buku di perpustakaan itu, Nora bisa kembali ke berbagai kehidupan dengan pilihan-pilihan yang berbeda dengan pilihan yang diambil Nora dulu semasa hidup. Nora menjadi semakin tertarik, hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti saran Mrs. Elm. Namun sebelum memilih buku mana yg akan Nora ambil, ada satu buku yg saaangaattt berat hingga Nora kesulitan membukanya. Buku itu adalah buku yang berisi seluruh “penyesalan” Nora, yang disebut dengan “ The Book of Regrets”.

Nora kecil yang dulu bermimpi menjadi perenang, vocalist Band terkenal, peneliti di National Geographic dan pergi ke benua Antartika, namun pada kenyataannya ia berakhir dengan menjadi seorang guru piano dengan hanya memiliki satu murid. Namun sekarang, ia punya kesempatan untuk kembali ke masa-masa itu dan mengambil pilihan yang berbeda. Ia kemudian membuka buku-buku yang berisi kehidupannya yang lain satu persatu, dan ketika ia membuka buku itu ia langsung berada di waktu dan kehidupan yang ia ingin ubah. Seakan-akan ia masuk ke dalam dunia buku itu. Tapi, jika di buku kehidupan itu ia tetap menyesal, maka ia dengan sendirinya akan kembali ke perpustakaan, dan buku yang telah ia buka tadi akan lenyap untuk selamanya, yang artinya ia tidak akan bisa kembali ke kehidupan itu lagi.

Satu persatu buku ia coba dan disetiap “kehidupan-kehidupan lain” Nora, pada akhirnya ia kembali juga ke perpustakan. Seperti saat ia memutuskan untuk melanjutkan cita-citanya menjadi perenang dan bertemu dengan Ayah Ibunya yang sudah sangat ia rindukan. Namun ternyata dalam kehidupan itu, Ayah Ibunya bercerai dan ia tidak memiliki keluarga yang bahagia, ia pun menyesal lalu kembali ke perpustakaan. Lalu ia memilih buku lain, yaitu menjadi vocalist Band terkenal namun abangnya meninggal karena overdose, atau buku ketika ia berada di Antartika dan ia harus berjuang melawan beruang kutub. Namun diantara semua itu, terdapat satu kehidupan yang sama sekali berbeda, yaitu disaat ia ada dalam kehidupan sudah menikah dan memiliki anak. Itu adalah kehidupan yang paling disukainya hingga cukup lama ia berada dikehidupan itu. Tetapi pada akhirnya ia sadar, itu bukanlah kehidupannya karena ia datang bagaikan seseorang yang asing. Dan setelah ia menyadari itu, ia pun kembali ke Midnight Library.

Ia kembali bertemu dengan Mrs. Elm, dan disaat itulah ia mengatakan kepada Mrs. Elm bahwa ia ingin tetap hidup, karena meskipun saat ini ia berada dalam keterpurukan, ia tetap tidak pernah tahu apa yang akan terjadi kedepannya bisa saja lebih indah bisa saja menyedihkan. Namun tiba-tiba buku-buku berjatuhan dan perpustakaan runtuh. Mrs. Elm merasa khawatir, karena perpustakaan itu hanya akan runtuh disebabkan oleh dua hal: nyawa yang datang telah mati atau pun kembali hidup. Di akhir perpisahan, Mrs. Elm berteriak kepada Nora agar tetap hidup, tetapi pada akhirnya …… (ending)

Penasaran yaa ? hahaa, jangan lupa beli bukunya bisa online di Periplus atau Book&Beyond, pokoknya coba aja cek shopee ya. Kamu akan menemukan jawabannya, apakah Nora Seed pada akhirnya meninggalkan dunia atau tetap hidup.

Kurang lebih dua minggu aku menghabiskan buku “The Midnight Library” ini sampai ke ending, meskipun aku sangat penasaran dan kalau penasaran satu buku bisa 1-3 hari, tetapi dewasa ini mataku kurang bisa diajak kerjasama. Aku hanya membaca dimalam hari saat mau tidur, dengan flashlight timer dan music instrument yang kuletakkan disamping meja, jadi 15-30 menit kadang uda jatuh tertidur masuk kealam mimpi.

Tapi buku ini benar-benar memberi makna dalam kehidupan, bahwa kita ga pernah tahu bagaimana kehidupan kita kedepannya. Jika kita bisa kembali kebelakang dan mengandalkan “seandainya” emang yakin hasilnya juga bakal seperti yang kita duga. Apa iya jika dulu aku memilih “ini”, aku akan mendapatkan “itu” dan tidak seperti sekarang, menyedihkan. Padahal banyak hal yang patut kita syukuri, hanya saja mata dan hati kita kurang peka terhadap hal-hal indah yang ada disekitar kita. 

Mungkin saya sarankan teman-teman bisa beli versi Indonesia nya, karena untuk versi Bahasa Inggris yang aku punya, bacanya harus berulang-ulang sampai paham bener, apa ya makna disetiap buku kehidupan yang dibuka oleh Nora. But, it still great, and I love this book. Last but not least, I put a caption from this book. Hopefully you like it and you’d starting love to read other great books. See yaa!!!

“ ‘Between life and death there is a library,’she said. ‘ And within that library, the shelves go on for ever. Every book provides a chance to try another life you could have lived. To see how things would be, if you had made other choices… Would you have done anything different, if you had the chance to undo your regrets ?”

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu

Doaku atau doa Ibuku ?

Atok