Mahasiswa "golden age"
Assalamu'alaikum Wr. Wb. !!!
Wah, sudah lama sekali saya tidak menulis lagi (seperti ada yang baca saja) huhu. Aku rindu menuliskan kata-kata alay nih, tapi waktu tampaknya tidak memberikan kesempatan banyak untuk membuatku duduk dan membual cerita di blog ini. Bagaimana tidak ? Awal tahun ini status mahasiswaku meningkat, dari mahasiswa junior, middle-range, and golden age (lahh), dan ya aku sudah menjadi mahasiswa paling tua sejagat raya (apaan sih). Tapi memang benar adanya, saat ini saja sebenarnya aku sedang mencari bahan untuk draft usulan penelitian ku, baru setengah jam aku memaksa pikiranku untuk bekerja, tapi tanganku terlalu gatal untuk mengotak-atik sesuatu yang sama sekali tidak berkaitan dengan draftnya. Aaarghhhh, manusia <(T.T)>
Back to the lay-alay, menjadi mahasiswa 'akhir' itu kalau dipandang dari bawah pasti dibilang enak sama adik-adik alay kita, "Eh, kakak uda gak ada kelas lagi ya ? Enak banget". Dalam hatiku berkata, "apanya yang enak, yuk tukaran yuk. Aarghh, trus duduk meratapi di balik sudut pintu kosan" haha. Meski tidak akan lagi bertemu dengan dosen killer, tugas menumpuk, atau teman-teman alay yang menyebalkan, menjadi mahasiswa 'akhir memberikan tekanan batin yang lebih menyeramkan. Kalau saya bilang, menghadapi skripsis itu bagaikan sedang dimabuk asmara, seperti lagunya Meggy Z...
" Mau tidur teringat padamu..."
" Mau makan teringat padamu..."
" Mau apapun teringat padamu...
Oh skripsiku, ooppss..
Iya kalau lagi jatuh cinta mah enak, saat teringat hanya senyuman yang akan memancar dari balik jemari (lah apaan). Nah kalau skripsi, boro-boro senyum dua jari, tuh bibir dan gigi udah lengket jadi atu. Haha bayangin saja sendiri. Tapi tidak usah cemas, Alloh SWT. sudah menjanjikan yang terbaik bagi hambaNya yang bertawakkal, asal usaha dan doa tidak ada yang sia-sia.
Menjadi mahasiswa "golden-age" tidak hanya memberikan keluhan pusing dan mual saja kok, banyak cerita yang bisa kita buat bersama para sahabat. Terkadang, banyak orang bilang bahwa ketika kita sudah menjadi mahasiswa tingkat akhir, dari yang pergi-pulangnya selalu bareng kini berpapasan pun jarang. Saya akui itu memang benar, tapi jangan salah, ketika bertemu kita bisa merasakan seberapa pentingnya sebuah kebersamaan. Masa-masa skripsian mungkin menjadi awal untuk kita membiasakan diri dengan sebuah perpisahan, memang begitulah adanya sebuah siklus kebersamaan, ada pertemuan dan perpisahan, serta kehidupan dan kematian. Mungkin begitu wisuda, bukan hanya jarang berpapasan, tetapi kita mungkin hanya akan saling bersua di hari ulang tahun saja (read: sekali setahun), sama seperti saat kita sudah menyelesaikan SD, SMP, dan SMA. Bukannya tidak setia kawan, tetapi memang seperti itulah siklusnya. Kabar baiknya, meski lingkungan, waktu, dan sahabat berganti ada yang tetap dalam hubungan kita, yaitu sebuah kenangan. Jadi, sebelum benar-benar berpisah jangan memisahkan diri dulu karena skripsi. Buat kenangan indah dan terus mendukung satu sama lain menjadi saat-saat paling bahagia untuk diceritakan kelak ketika kita berjumpa lagi.
So, dibalik kesulitan menjadi mahasiswa 'golden age' masih banyak hal yang bisa kita syukuri dan jadikan motivasi. Apalagi kalau bercerita tentang bagaimana orang tua kita sudah menyekolahkan kita, saya yakin dibalik pertanyaan "kapan wisuda" dari orang tua kita bukan berarti mereka benar-benar memaksa kita untuk cepat lulus dan tidak lagi menyusahkan finansial keluarga. Tetapi, itu adalah bentuk dukugan agar kita cepat menyelesaikan sekolah dan mengejar apa yang kita impikan. Menjadi mahasiwa 'golden age' juga membuat hubungan persahabatan kita semakin harmonis, semakin menghargai waktu dan arti dari kebersamaan. Menjadi mahasiswa 'golden age' juga membuat kita semakin menyadari bahwa umur kita tak lagi muda, hahaha
Jadi, tetap semangat wahai para mahasiswa !!!
Untuk Indonesia yang lebih baik :)
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Komentar
Posting Komentar